
Ketimpangan ekonomi masih menjadi isu utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendapatan atau kekayaan. Nah, untuk mengukur seberapa timpang distribusi tersebut, para ekonom menggunakan Kurva Lorenz. Ini merupakan sebuah alat visual yang menggambarkan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin secara jelas.
Apa Itu Kurva Lorenz
Kurva Lorenz adalah grafik yang digunakan untuk menunjukkan distribusi pendapatan atau kekayaan suatu populasi. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Max O. Lorenz pada tahun 1905.
Kurva ini mempermudah kita melihat apakah kekayaan di suatu negara tersebar secara merata atau terkonsentrasi hanya pada sebagian kecil masyarakat.
Kurva ini mempunyai beberapa kelebihan, salah satunya adalah memberikan gambaran visual yang mudah dipahami. Selain itu, kurva ini juga bisa digunakan untuk membandingkan ketimpangan antarwilayah atau antarperiode waktu.
Meski begitu, penggunaan kurva ini tidak bisa menjelaskan penyebab ketimpangan dan sulit digunakan jika data sangat besar atau kompleks.
Baca juga: Perbandingan Proof of Work & Proof of Stake pada Blockchain
Cara Membaca Kurva Lorenz
Dalam grafik Kurva Lorenz, sumbu X menunjukkan persentase kumulatif populasi (dari kelompok termiskin ke terkaya), sementara sumbu Y menunjukkan persentase kumulatif pendapatan.

Jika semua orang memiliki pendapatan yang sama, garisnya akan berbentuk garis lurus diagonal dari 0 ke 100—disebut garis kesetaraan sempurna.
Namun, semakin melengkung garis Kurva Lorenz menjauh dari diagonal, semakin besar ketimpangan yang terjadi.
Rumus dan Cara Menghitung Kurva Lorenz
Untuk membuat Kurva Lorenz, dibutuhkan data distribusi pendapatan dari populasi. Langkah sederhananya adalah:
- Urutkan pendapatan dari yang paling kecil hingga terbesar.
- Hitung persentase kumulatif jumlah penduduk dan pendapatan.
- Plotkan kedua data tersebut ke dalam grafik.
Hubungan antara luas area di bawah kurva dan garis kesetaraan inilah yang kemudian menghasilkan Koefisien Gini.
Hubungan Kurva Lorenz dengan Koefisien Gini
Koefisien Gini adalah angka yang menunjukkan seberapa besar ketimpangan ekonomi berdasarkan bentuk Kurva Lorenz.
Nilainya berkisar antara 0 hingga 1, di mana:
- 0 berarti distribusi sempurna (semua orang punya pendapatan sama).
- 1 berarti ketimpangan sempurna (semua kekayaan dikuasai satu orang).
Secara sederhana, semakin jauh kurva dari garis kesetaraan, semakin tinggi nilai Gini dan semakin timpang distribusi pendapatan.
Aplikasi Kurva Lorenz dalam Dunia Nyata
Kurva Lorenz tak hanya berguna bagi ekonom, tapi juga untuk pemerintah dan lembaga keuangan. Misalnya:
- Menilai efektivitas subsidi dan program bantuan sosial.
- Membantu perusahaan memahami distribusi daya beli masyarakat.
- Menjadi dasar bagi pembuatan kebijakan fiskal dan pajak yang lebih adil.
Baca juga: Apa Itu RWA (Real World Assets) dalam Dunia Kripto?
Mengapa Kurva Lorenz Penting untuk Dipahami?
Ketimpangan yang tinggi bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan masalah sosial. Dengan memahami Kurva Lorenz, kita bisa melihat kondisi riil masyarakat dan mendorong terciptanya pemerataan kesejahteraan.
Bagi pembuat kebijakan, alat ini menjadi panduan penting dalam merancang solusi ekonomi yang lebih inklusif.
