
EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. EBITDA digunakan untuk menilai kinerja operasional suatu perusahaan secara murni, tanpa dipengaruhi faktor non-operasional seperti beban bunga, kebijakan pajak, atau penyusutan aset tetap.
Konsep ini banyak digunakan oleh analis dan investor untuk memahami seberapa efisien suatu bisnis menghasilkan keuntungan dari kegiatan utamanya. Dengan memisahkan elemen non-operasional, EBITDA membantu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai profitabilitas inti perusahaan.
Baca juga: Memahami High Risk High Return dalam Investasi Crypto
Cara Menghitung EBITDA
Terdapat dua rumus umum untuk menghitung EBITDA:
- EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi
 - EBITDA = Laba Operasional + Depresiasi + Amortisasi
 
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki laba operasional sebesar Rp500 juta, dengan depresiasi Rp30 juta dan amortisasi Rp50 juta, maka:
EBITDA = 500 + 30 + 50 = Rp580 juta.
Angka tersebut menunjukkan kemampuan bisnis menghasilkan laba dari aktivitas operasional sebelum mempertimbangkan biaya non-tunai dan kewajiban finansial lainnya.
Mengapa EBITDA Penting untuk Investor Kripto
Meskipun kripto dikenal sebagai industri yang volatil, EBITDA tetap relevan dalam membantu investor memahami aspek bisnis di balik proyek blockchain. Berikut alasannya:
1. Menilai efisiensi operasional proyek kripto. Banyak proyek blockchain dijalankan oleh perusahaan dengan model bisnis jelas, seperti bursa aset digital, layanan staking, atau pengembang teknologi Web3. EBITDA membantu menilai apakah bisnis tersebut benar-benar menghasilkan keuntungan dari operasinya.
2. Menyaring faktor non-operasional. Dunia kripto sering diwarnai fluktuasi nilai token dan biaya pemasaran besar. EBITDA membantu memisahkan kinerja operasional dari faktor eksternal tersebut.
3. Membandingkan performa antar proyek. Seperti halnya perusahaan publik, investor bisa membandingkan EBITDA dari beberapa entitas yang beroperasi di sektor blockchain untuk melihat siapa yang paling efisien.
4. Dasar valuasi proyek. Dalam beberapa kasus, proyek tokenisasi aset atau perusahaan berbasis blockchain yang akan IPO menggunakan rasio seperti EV/EBITDA untuk mengukur valuasi bisnisnya.
Kelebihan dan Keterbatasan EBITDA
EBITDA memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya sering digunakan dalam analisis keuangan. Salah satunya adalah kemampuannya memberikan gambaran objektif tentang profitabilitas operasional perusahaan.
Karena tidak memperhitungkan faktor bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, metrik ini membantu menilai efisiensi bisnis dari kegiatan utamanya. EBITDA juga memudahkan perbandingan antar perusahaan, bahkan jika keduanya berasal dari industri atau wilayah dengan kebijakan akuntansi yang berbeda.
Meski begitu, EBITDA memiliki keterbatasan yang perlu diperhatikan. Angka ini tidak mencerminkan arus kas sebenarnya karena mengabaikan pengeluaran modal, utang, dan kebutuhan modal kerja.
Akibatnya, perusahaan dengan EBITDA tinggi belum tentu memiliki kondisi keuangan yang kuat. Dalam beberapa kasus, EBITDA juga bisa menimbulkan kesan menyesatkan jika digunakan tanpa konteks, misalnya ketika laba bersih justru menurun akibat beban utang atau biaya lainnya.
Selain itu, EBITDA tidak diakui secara resmi oleh standar akuntansi seperti IFRS atau GAAP. Hal ini berarti setiap perusahaan dapat menerapkan metode perhitungan yang sedikit berbeda.
Karena itu, penggunaan EBITDA sebaiknya tidak berdiri sendiri, melainkan dikombinasikan dengan metrik dan laporan keuangan lain agar analisis kinerja perusahaan menjadi lebih akurat dan komprehensif.
Cara Menggunakan EBITDA dengan Bijak
Bagi pengguna Mobee atau investor kripto yang ingin menganalisis proyek, berikut beberapa tips:
- Gunakan EBITDA sebagai indikator tambahan, bukan satu-satunya alat analisis.
 - Perhatikan tren EBITDA dari waktu ke waktu, peningkatan yang konsisten menunjukkan efisiensi bisnis yang membaik.
 - Bandingkan EBITDA dengan arus kas dan laporan laba rugi untuk memastikan kesehatan finansial proyek.
 - Untuk bisnis berbasis blockchain, kombinasikan data keuangan dengan indikator on-chain agar analisis lebih komprehensif.
 
Baca juga: Bitcoin Spot ETF — Definisi, Cara Kerja, dan Dampaknya Pada Pasar Kripto
Kesimpulan
Secara sederhana, EBITDA adalah alat bantu untuk memahami kekuatan operasional suatu bisnis tanpa terpengaruh beban finansial dan non-tunai.
Bagi investor kripto, memahami EBITDA berarti bisa menilai proyek dengan perspektif yang lebih matang dan berbasis fundamental, bukan sekadar spekulasi harga token.
Mulai langkah investasimu sekarang! Download aplikasi Mobee untuk membangun portofolio kripto, pantau peluang pasar, dan pelajari lebih banyak artikel edukatif seputar finansial & blockchain.




%201.png)