cara-menghitung-harga-wajar-saham

Kalau Anda sering bertanya-tanya kenapa harga saham bisa naik turun tanpa alasan yang jelas, mungkin sudah saatnya mengenal istilah harga wajar saham, atau yang sering disebut juga nilai intrinsik.

Istilah ini bukan sekadar istilah teknis dalam dunia investasi. Harga wajar saham membantu Anda memahami berapa nilai sebenarnya dari sebuah perusahaan, bukan hanya angka yang dipengaruhi sentimen pasar atau tren jangka pendek.

Dengan mengetahui harga wajarnya, Anda bisa menilai apakah sebuah saham undervalued (masih tergolong murah dan berpotensi naik) atau overvalued (sudah terlalu mahal dibanding kinerjanya).

Baca juga: Pasar Amerika Buka Jam Berapa, Ini Panduan Lengkapnya

1. Metode P/E (Price to Earnings Ratio)

Ini metode paling populer dan sering dipakai oleh investor pemula sampai profesional. Anda cuma butuh dua data: laba per saham (EPS) dan rata-rata P/E di industri yang sama.

Rumusnya sederhana:

Harga Wajar = EPS × P/E Industri

Contohnya, kalau EPS suatu perusahaan Rp200 dan P/E industrinya 15, maka harga wajarnya adalah Rp3.000 per saham. Metode ini cepat dan mudah, tapi kurang cocok kalau perusahaan lagi rugi karena EPS-nya negatif.

2. Metode PBV (Price to Book Value)

Kalau Anda ingin tahu apakah harga saham terlalu tinggi dibanding nilai aset perusahaan, metode PBV bisa jadi pilihan.

Caranya: kalikan nilai buku per saham dengan rata-rata PBV industri. Kalau hasilnya di bawah 1, berarti sahamnya bisa dibilang undervalued, alias lebih murah dari nilai sebenarnya.

Metode ini cocok buat perusahaan di sektor perbankan, properti, dan konstruksi yang punya aset besar.

3. Metode PEG (Price/Earnings to Growth Ratio)

Nah, kalau Anda suka saham yang punya potensi tumbuh cepat, coba pakai metode PEG. Rumusnya: bagi rasio P/E dengan pertumbuhan laba tahunan (EPS growth).

Kalau hasilnya di bawah 1, tandanya saham tersebut punya potensi bagus dengan harga yang masih masuk akal.

Contohnya, P/E = 10 dan pertumbuhan laba 15%, hasil PEG = 0,67 → artinya saham ini masih menarik untuk dilirik!

4. Metode DCF (Discounted Cash Flow)

Kalau Anda ingin lebih mendalam, metode DCF bisa jadi pilihan.

Konsepnya: hitung nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan (cash flow). Semakin besar arus kas di masa depan dan semakin rendah tingkat diskonto, makin tinggi nilai wajarnya.

Namun perlu diingat, metode ini agak rumit dan sangat tergantung pada asumsi seperti tingkat pertumbuhan dan suku bunga. Jadi, pastikan datanya realistis.

5. Metode DDM (Dividend Discount Model)

Metode ini cocok banget buat investor yang suka saham pembagi dividen. 

Rumus sederhananya:

Harga Wajar = Dividen per Saham ÷ (Tingkat Pengembalian – Pertumbuhan Dividen)

Contoh, kalau dividen Rp100, cost of equity 10%, dan pertumbuhan dividen 5%, maka harga wajarnya sekitar Rp2.000 per saham.

Baca juga: MicroStrategy, dari Raksasa Intelijen Bisnis hingga Raja Bitcoin

Tips Praktis untuk Menghitung Harga Wajar

  1. Gunakan data terbaru seperti laporan keuangan dan EPS.
  2. Pilih metode yang sesuai dengan jenis perusahaan.
  3. Bandingkan hasil dari beberapa metode, jangan cuma satu.
  4. Lihat harga pasar saat ini. Kalau di bawah nilai wajar, bisa jadi kesempatan beli.
  5. Perhatikan juga faktor non-keuangan seperti manajemen, tren industri, dan kondisi ekonomi.

Kesimpulan

Menghitung harga wajar saham itu seperti tahu “harga asli” sebelum belanja. Dengan metode seperti P/E, PBV, PEG, DCF, dan DDM, Anda bisa menilai apakah saham layak dibeli atau sebaiknya ditunggu dulu.

Buat Anda yang ingin mencoba analisis valuasi ini ke saham-saham global seperti Apple, Tesla, atau NVIDIA, Anda bisa melakukannya lewat Tokenized US Stocks di Mobee. Lewat Tokenized US Stocks, Anda bisa beli fractional shares saham AS, mulai dari nominal kecil, 24 jam nonstop, langsung lewat aplikasi Mobee.

Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.