
Setiap akhir tahun, pasar kripto sering menarik perhatian karena munculnya fenomena yang disebut “Santa rally.” Istilah ini merujuk pada kecenderungan sejumlah aset kripto untuk menunjukkan performa positif menjelang Natal dan tahun baru. Meski tidak terjadi setiap tahun, pola historis dapat memberi gambaran aset mana saja yang pernah mencatat penguatan pada periode ini.
Tren ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya sentimen pasar, aktivitas investor menjelang pergantian tahun, serta kondisi makroekonomi yang mendukung. Namun, penting diingat bahwa data historis bukan jaminan hasil serupa di masa mendatang.
Aset Besar yang Pernah Menguat di Desember
Berikut lima aset kripto yang kerap menunjukkan performa positif pada bulan Desember di beberapa tahun sebelumnya:
1. Bitcoin (BTC)
Bitcoin ernah mencatat lonjakan signifikan pada beberapa periode Desember. Meski demikian, ada juga tahun-tahun ketika Desember ditutup melemah, menegaskan bahwa volatilitas tetap menjadi faktor utama.
2. Ethereum (ETH)
ETH sering menunjukkan kinerja positif di akhir tahun, didorong oleh penggunaan jaringan yang meningkat dan sentimen pasar. Namun, tidak setiap Desember berakhir dengan kenaikan.
3. Binance Coin (BNB)
BNB termasuk aset yang sensitif terhadap sentimen pasar. Dalam kondisi positif, BNB pernah mencatat kenaikan kuat, meski potensi koreksi juga cukup besar saat tekanan muncul.
4. Litecoin (LTC)
LTC juga beberapa kali mengalami penguatan di periode Desember. Karakternya yang reaktif terhadap perubahan sentimen membuat performanya bisa sangat bervariasi.
5. Monero (XMR)
Aset satu ini cenderung menunjukkan pergerakan yang lebih stabil di akhir tahun. Dalam beberapa periode, XMR mencatat kenaikan moderat dan volatilitasnya tidak setinggi aset berkapitalisasi besar lainnya, sehingga sering dipandang sebagai aset yang relatif defensif.
Meski beberapa aset menunjukkan pola penguatan historis, performa kripto tetap dipengaruhi berbagai faktor seperti regulasi, kondisi pasar global, dan dinamika industri. Karena itu, memahami tren historis sebaiknya dijadikan referensi tambahan, bukan acuan utama dalam mengambil keputusan.



%201.png)