
Pola shooting star candle adalah salah satu formasi candlestick yang sering dimanfaatkan trader dalam analisis teknikal. Ini muncul setelah tren naik (uptrend) dan bisa menjadi peringatan bahwa momentum bullish sedang melemah. Secara visual, pola ini terlihat dari tubuh candle yang kecil di bagian bawah, bayangan atas (upper shadow) yang panjang—minimal dua kali panjang tubuh—dan bayangan bawah (lower shadow) yang sangat kecil atau tidak ada.
Baca juga: 5 Indikator Populer untuk Trader Crypto yang Perlu Diketahui
Ciri Utama Shooting Star Candle
- Badan candle berukuran kecil di bagian bawah, menandakan harga pembukaan dan penutupan terjadi dalam rentang yang sempit.
- Bayangan atas sangat panjang—minimal dua kali ukuran badan candle—menunjukkan tekanan jual lebih dominan daripada pembeli.
- Bayangan bawah sangat pendek atau bahkan tidak ada, sehingga memberi kesan harga gagal bertahan di level tertinggi.

Makna & Konteks Pola
Shooting star candle umumnya muncul setelah pergerakan harga mengalami uptrend yang cukup panjang. Kemunculan pola ini memberi sinyal bahwa momentum kenaikan mulai kehilangan tenaga. Awalnya, buyer berhasil mendorong harga naik hingga membentuk level tertinggi baru, tetapi tekanan jual (seller) segera muncul dan mendorong harga kembali turun mendekati harga pembukaan.
Kondisi ini mencerminkan adanya pergeseran dominasi dari buyer ke seller. Artinya, walaupun sempat terjadi optimisme di awal sesi, pasar justru menutup dengan nada pesimis. Karena itu, shooting star sering dianggap sebagai tanda awal bahwa pasar mungkin akan berbalik arah menjadi bearish. Meski begitu, trader tidak disarankan langsung mengambil keputusan hanya berdasarkan satu candle ini. Diperlukan konfirmasi dari candle berikutnya atau indikator teknikal lain seperti RSI, MACD, atau volume perdagangan untuk memastikan validitas sinyal.
Perbedaan Warna: Hijau vs Merah
Secara umum, warna body pada shooting star—apakah hijau (bullish) atau merah (bearish)—tidak terlalu mengubah arti dasar pola ini. Kedua warna sama-sama menunjukkan potensi pelemahan tren naik.
Namun, ada sedikit perbedaan interpretasi:
- Shooting star hijau: harga sempat ditutup lebih tinggi dari pembukaan, tetapi shadow atas yang panjang tetap mengindikasikan seller menekan pasar dengan kuat.
- Shooting star merah: harga penutupan berada lebih rendah dari pembukaan, sehingga menandakan tekanan jual yang lebih kuat. Inilah mengapa shooting star merah sering dianggap sinyal bearish yang lebih valid dibandingkan yang hijau.
Dengan memahami konteks ini, trader bisa lebih bijak menilai apakah sebuah pola shooting star hanya sinyal “peringatan” atau benar-benar tanda pembalikan tren yang signifikan.
Konfirmasi Kunci Validitas
Satu candle shooting star saja tidak cukup untuk mengambil keputusan. Trader direkomendasikan menunggu:
- Candle lanjutan yang bersifat bearish, misalnya candle penurunan signifikan berikutnya dengan penutupan di bawah tubuh shooting star.
- Tambahan dimensi dari indikator teknikal seperti RSI (jenuh beli), MACD, atau volume tinggi saat pola muncul.
Strategi Praktis Trading
- Bagi pemegang posisi long: pola ini bisa menjadi momen tepat untuk mengambil profit atau mengamankan keuntungan.
- Bagi trader short: ini bisa jadi sinyal entry potensial, terutama jika dikonfirmasi oleh candle bearish berikutnya.
- Selalu atur manajemen risiko dan penerapan stop-loss tepat di atas tinggi shadow dari shooting star.

Kelebihan & Keterbatasan
Setiap pola candlestick memiliki keunggulan sekaligus keterbatasan, termasuk shooting star candle. Mengetahui keduanya penting agar trader tidak salah langkah dalam mengambil keputusan.
Keunggulan:
- Mudah dikenali secara visual. Bentuknya khas dengan body kecil dan upper shadow panjang, sehingga trader pemula sekalipun dapat mengidentifikasinya tanpa kesulitan.
- Efektif mendeteksi potensi reversal. Shooting star sering muncul di puncak tren naik, sehingga bisa memberi peringatan awal sebelum harga benar-benar berbalik arah.
Keterbatasan:
- Rentan memunculkan sinyal palsu. Jika tidak diikuti candle konfirmasi atau indikator pendukung lain, shooting star bisa saja hanya menjadi noise pasar.
- Kurang kuat pada kondisi tertentu. Saat volume perdagangan rendah atau pasar tidak memiliki momentum signifikan, pola ini sering kehilangan validitasnya dan memerlukan bantuan analisis tambahan.
Dengan kata lain, meski shooting star candle adalah pola yang jelas dan mudah dikenali, trader cerdas tidak boleh mengandalkannya sendirian. Keputusan trading yang bijak harus melibatkan konfirmasi candle berikutnya, indikator teknikal, serta manajemen risiko yang disiplin.
Baca juga: Apa Saja yang Bisa Dilakukan dengan Mobee API?
Perbedaan Shooting Star dengan Pola yang Serupa
Banyak trader pemula sering salah membedakan shooting star candle dengan pola lain yang terlihat mirip. Perbedaan utamanya terletak pada lokasi kemunculan dan tren sebelumnya.
- Inverted Hammer. Secara bentuk memang menyerupai shooting star, yaitu body kecil dengan bayangan atas panjang. Bedanya, inverted hammer muncul di akhir downtrend dan memberi sinyal potensi bullish reversal. Jadi, meskipun bentuknya sama, makna psikologisnya berkebalikan.
- Evening Star. Berbeda lagi, evening star merupakan pola tiga candle yang muncul setelah uptrend dan dianggap lebih kuat sebagai sinyal bearish reversal. Shooting star bisa menjadi bagian awal dari pola evening star, tetapi evening star memberikan konfirmasi yang lebih jelas karena terdiri dari beberapa candle.
Memahami perbedaan ini penting agar trader tidak salah mengartikan pola yang muncul. Shooting star candle hanya valid bila terjadi setelah kenaikan harga signifikan. Jika ditemui di dasar tren turun, kemungkinan besar itu adalah inverted hammer, bukan shooting star.
Kesimpulan
Pola shooting star candle adalah sinyal teknikal yang berguna untuk mendeteksi potensi reversal bearish. Namun, pola ini hanya sejauh indikasi—penting untuk mencari konfirmasi dan mengelola risiko dengan bijak.
Pola sudah dipahami, saatnya dipraktikkan. Download Mobee, aplikasi trading terpercaya untuk mulai langkah tradingmu sekarang!