perpetual-dex

Perpetual DEX (Decentralized Exchanges yang menawarkan kontrak perpetual) memungkinkan pengguna berdagang kontrak derivatif (futures tanpa tanggal kadaluarsa) secara non-custodial, artinya pengguna tetap memegang kendali atas aset mereka selama proses trading. Kontrak perpetual ini tidak memiliki masa jatuh tempo dan menggunakan funding rate untuk menjaga harga kontrak tetap sejajar dengan harga spot.

Popularitasnya naik karena pengguna ingin menghindari risiko kustodian pada CEX dan mencari solusi trading derivatif yang lebih transparan dan otomatis lewat smart contract.

Keunggulan Perpetual DEX dibandingkan CEX

Berikut beberapa keunggulan utama Perpetual DEX dibanding CEX:

Perpetual DEX Catat Pertumbuhan Tertinggi di DeFi

Perpetual decentralized exchanges (Perpetual DEX) kini menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat di ekosistem DeFi. Menurut laporan Yahoo Finance (September 2025), protokol besar seperti Aster dan Hyperliquid mengalami lonjakan harga token serta volume perdagangan yang signifikan. Lonjakan ini terjadi karena semakin banyak trader yang beralih dari centralized exchange (CEX) menuju DEX perpetual untuk menikmati transparansi on-chain dan kontrol penuh atas aset mereka.

Migrasi ini didorong oleh kebutuhan pasar akan alternatif trading derivatif yang lebih aman, terbuka, dan non-kustodian. Perpetual DEX menawarkan fitur leverage yang serupa dengan CEX, namun dengan keunggulan tambahan seperti audit publik, smart contract otomatis, serta potensi biaya yang lebih efisien. Faktor-faktor tersebut membuat Perpetual DEX semakin relevan di tengah meningkatnya kesadaran risiko kustodian pasca kasus besar seperti FTX.

Pertumbuhan yang pesat ini menunjukkan bahwa perp DEX bukan sekadar pilihan alternatif, melainkan motor utama ekspansi DeFi. Dengan meningkatnya kapitalisasi, likuiditas, serta inovasi produk derivatif berbasis blockchain, Perpetual DEX dipandang sebagai pilar baru dalam lanskap keuangan terdesentralisasi yang siap menantang dominasi CEX dalam jangka panjang.

Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Pesat Perpetual DEX

Beberapa pendorong utama yang membuat perp DEX berkembang cepat:

1. Adopsi institusional & endorsement besar

Misalnya, tokoh seperti Changpeng Zhao (pendiri Binance) menyebut ASTER, yang menarik perhatian investor lebih luas.

2. Volume perdagangan yang melonjak

Di Q2 2025, volume perp DEX mencapai rekor sekitar US$ 898 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa pasar derivatif terdesentralisasi mulai mendapat porsi lebih besar dari keseluruhan volume pasar kripto.

3. Insentif pengguna dan mekanisme distribusi token

Banyak platform perp DEX menggunakan airdrop, reward pengguna, atau imbalan likuiditas untuk menarik trader baru.

4. Teknologi matching engine modern (CLOB & hybrid)

Protokol baru menggunakan CLOB (Central Limit Order Book) atau kombinasi CLOB + AMM agar kinerja mendekati CEX. Banyak perp DEX sekarang memakai CLOB sebagai arsitektur utama.

5. Kepercayaan & keamanan on-chain

Karena semua eksekusi terjadi lewat smart contract, ada keyakinan bahwa sistem tidak bisa diintervensi secara semena-mena.

6. Permintaan pasar untuk leverage dan produk derivatif terdesentralisasi

Trader yang sudah terbiasa dengan leverage di CEX mencari alternatif yang lebih aman dan transparan.

Tiga Proyek Perpetual DEX Paling Potensial

ASTER

ASTER adalah Perpetual DEX yang lahir dengan ambisi besar: menggabungkan zk-proof untuk keamanan dan privasi, serta fitur hidden order yang membuat strategi trading lebih sulit ditebak lawan. Dibangun di atas BNB Chain, ASTER mendapat keuntungan dari infrastruktur Binance yang luas, termasuk akses ke likuiditas ekosistemnya.

Dalam waktu singkat, ASTER berhasil mencatat lonjakan volume trading harian miliaran dolar dan menjadi salah satu DEX dengan pertumbuhan tercepat. Token ASTER memiliki pasokan terbatas (hanya sebagian kecil yang beredar di pasar), sehingga menciptakan persepsi kelangkaan sekaligus mendukung likuiditas.

Sumber: DefiLlama

Fenomena makin menarik ketika ASTER, yang baru diluncurkan bulan ini, sudah mencatat $8,5 juta pendapatan harian—menyalip Circle (penerbit USDC) yang membukukan $7,7 juta, dan hanya kalah dari Tether. 

Lonjakan ini dipicu dukungan awal yang dikaitkan dengan pendiri Binance, CZ, yang mendorong harga $ASTER naik lebih dari 1.500% serta menghadirkan volume perdagangan miliaran dolar. Dengan capaian tersebut, ASTER kini dianggap sebagai “kuda hitam” yang berpotensi merebut pangsa pasar Hyperliquid dan menjadikan dirinya salah satu pemain dominan di ranah perp DEX.

HYPE (Hyperliquid)

Hyperliquid, dengan token HYPE, saat ini masih menjadi perp DEX terbesar dalam hal volume. Platform ini dikenal dengan eksekusi cepat, kedalaman order book, dan basis pengguna global yang kuat.

​​

Sumber: DefiLlama

Namun, HYPE menghadapi beberapa tantangan. Pertama, jadwal unlock token menimbulkan tekanan suplai dan volatilitas harga. Kedua, munculnya pesaing baru seperti ASTER mulai menggerus dominasinya. Bahkan, kabar Arthur Hayes—pendiri BitMEX—yang menjual jutaan USD HYPE sempat memicu kekhawatiran komunitas mengenai keberlanjutan hype Hyperliquid.

Meski begitu, HYPE tetap menjadi tolok ukur utama dalam ruang perp DEX, dengan volume perdagangan konsisten tinggi dan komunitas pengguna profesional yang loyal.

LIGHTER

Lighter adalah proyek perp DEX generasi baru yang mengusung arsitektur Central Limit Order Book (CLOB) modern, menjanjikan pengalaman trading yang setara dengan CEX namun tetap terdesentralisasi.

Ekosistem Lighter masih dalam tahap awal, namun proyek ini sudah mencuri perhatian karena pertumbuhan volume trading signifikan dalam waktu singkat. Selain itu, model biaya yang ramah untuk trader ritel dan integrasi DeFi yang progresif membuatnya sering disebut sebagai “dark horse” di pasar perp DEX.

Sumber: DefiLlama

Beberapa analis menilai Lighter masih perlu membuktikan dirinya apakah bisa bertahan setelah hype “points campaign” berakhir, atau benar-benar menjadi revolusi di dunia perp DEX.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meskipun potensinya besar, perp DEX menghadapi beberapa rintangan:

  • Likuiditas & kedalaman pasar: CEX masih jauh memimpin dalam likuiditas besar.
  • Tekanan unlock token & volatilitas: Token insentif sering dikunci dan dilepas secara bertahap, menyebabkan fluktuasi besar.
  • Retensi pengguna: Insentif jangka pendek bisa menarik banyak trader—tetapi menjaga mereka tetap aktif jangka panjang adalah tantangan.
  • Regulasi & kepatuhan: Derivatif kripto sangat diawasi di banyak yurisdiksi; perp DEX harus bisa menavigasi regulasi lokal.
  • Infrastruktur teknis & keamanan smart contract: Kesalahan kode atau bug bisa menimbulkan kerugian besar.

Kesimpulan

Perpetual DEX sedang menjadi sorotan utama dalam industri kripto karena menawarkan kombinasi desentralisasi, inovasi produk derivatif, dan potensi biaya yang efisien dibandingkan CEX. Meskipun CEX masih unggul dalam likuiditas dan adopsi massal, perp DEX memiliki keunggulan pada kontrol aset, transparansi, dan model pertumbuhan yang dinamis.

Contoh platform seperti ASTER, HYPE (Hyperliquid), dan Lighter menunjukkan bagaimana persaingan di ruang ini semakin sengit. Ke depan, perp DEX yang paling sukses akan mampu menjaga likuiditas, inovasi produk, dan kepercayaan pengguna dalam ekosistem regulasi yang semakin kompleks.

Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca