
Ethereum (ETH) tengah berada dalam sorotan pasar kripto global. Setelah sempat menyentuh level di atas US$4.000, harga ETH kini menghadapi tekanan di area resistensi sekitar US$4.100. Di tengah kondisi ini, muncul kabar positif dari langkah VanEck yang mengajukan ETF pertama berbasis staked ETH (stETH) melalui Lido Finance, sebuah inovasi yang bisa memperluas akses investor institusional ke dalam ekosistem Ethereum.
Tekanan Harga dan Sentimen Pasar
ETF staking dari VanEck dinilai berpotensi menjadi langkah penting bagi adopsi Ethereum di sektor keuangan tradisional. Namun, kondisi pasar saat ini masih penuh ketidakpastian. Berdasarkan analisis teknikal, indikator seperti RSI dan MACD menunjukkan tekanan jual yang belum sepenuhnya mereda. Jika ETH tidak mampu mempertahankan level dukungan di sekitar US$3.800, potensi penurunan menuju kisaran US$3.500 masih terbuka.
Meski begitu, peluang pemulihan tetap ada. Jika ETF staking ini disetujui oleh regulator, hal tersebut dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dan memperkuat posisi Ethereum sebagai aset digital utama di dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Dinamika Ekosistem dan Tantangan Internal
Selain tekanan harga, Ethereum juga menghadapi tantangan dari sisi komunitas dan kolaborasi. Sandeep Nailwal, salah satu pendiri Polygon, mengkritik komunitas Ethereum karena dianggap kurang menghargai kontribusi proyek-proyek Layer-2 seperti Polygon. Menurutnya, kerja sama yang lebih baik antarproyek diperlukan agar ekosistem Ethereum dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Sementara itu, analisis on-chain menunjukkan munculnya pola “death cross” pada rasio MVRV (Market Value to Realized Value). Pola ini sebelumnya sempat mendahului penurunan harga yang signifikan pada ETH. Meski tidak selalu menjadi indikator pasti, sinyal ini menunjukkan bahwa volatilitas pasar kripto masih tinggi, sehingga pelaku pasar perlu tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
