bitcoin-turun

Bitcoin dikenal sebagai aset yang volatil, naik cepat, tapi juga bisa turun tajam dalam waktu singkat. Meski bagi investor pemula penurunan harga terlihat misterius, sebenarnya ada banyak faktor yang memengaruhi pergerakan Bitcoin. Beberapa bersifat internal dari pasar kripto, sementara yang lain berasal dari kondisi ekonomi global. Memahami penyebab turunnya Bitcoin tidak hanya membantu investor mengurangi risiko, tetapi juga membuka kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih rasional dalam berinvestasi.

Berikut adalah penjelasan evergreen yang relevan kapan pun, karena faktor-faktor ini memang terus menjadi penyebab utama pergerakan Bitcoin dari waktu ke waktu.

Baca juga: Apa Saja yang Mendorong Kenaikan Harga Bitcoin Saat Ini?

Mengapa Harga Bitcoin Bisa Turun?

1. Mekanisme Supply dan Demand

Bitcoin memiliki suplai terbatas, yaitu maksimal 21 juta koin. Karena pasokan tidak dapat ditambah sesuka hati, harga Bitcoin sangat bergantung pada minat beli (demand). Ketika banyak investor menjual Bitcoin mereka, baik karena panik, butuh likuiditas, atau mengikuti tren pasar, harga akan otomatis tertekan.

Sebaliknya, jika pembeli tidak cukup kuat menyerap tekanan jual, turunnya harga akan semakin drastis. Hal ini terutama terlihat ketika investor besar (whales) melepas Bitcoin dalam jumlah banyak, sehingga pasar menjadi jenuh dan harga bergerak menurun.

2. Sentimen Pasar dan Kondisi Ekonomi Global

Sentimen pasar adalah salah satu faktor terbesar yang memengaruhi harga Bitcoin. Berita negatif seperti ketidakstabilan ekonomi, pengetatan moneter, atau isu geopolitik dapat membuat investor menghindari aset berisiko seperti kripto.

Ketika suku bunga naik atau inflasi meningkat, banyak investor memindahkan dananya ke instrumen yang dianggap lebih aman, seperti obligasi atau emas. Akibatnya, permintaan terhadap Bitcoin menurun dan harga ikut terkoreksi.

Di sisi lain, kabar baik pun dapat mendorong naiknya permintaan. Ini menunjukkan betapa sensitifnya Bitcoin terhadap persepsi dan psikologi pasar.

3. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

Perubahan regulasi selalu menjadi salah satu pemicu terbesar turunnya harga Bitcoin. Ketika pemerintah suatu negara mengeluarkan peraturan ketat, membatasi exchange, memperketat pajak, atau bahkan melarang aktivitas kripto, kepercayaan pasar bisa langsung berguncang.

Pasar kripto sangat reaktif terhadap ketidakpastian. Bahkan rumor terkait regulasi saja kadang mampu memicu aksi jual besar-besaran. Karena itu, perkembangan kebijakan global sering menjadi indikator penting untuk memprediksi arah harga Bitcoin.

4. Likuiditas Pasar yang Melemah

Ketika volume perdagangan rendah, pasar menjadi kurang likuid. Dalam kondisi seperti ini, penjualan besar akan berdampak lebih signifikan terhadap harga. Itulah mengapa pada periode tertentu Bitcoin bisa turun cepat meski tidak ada berita besar yang beredar—karena pasar sedang tipis dan tidak ada cukup pembeli untuk menahan tekanan jual.

Faktor ini semakin terlihat saat investor besar atau institusional menarik dana mereka dari pasar, yang kemudian menambah tekanan pada harga.

5. Aktivitas Whale dan Investor Institusi

Whales (pemegang Bitcoin dalam jumlah besar) memiliki pengaruh kuat terhadap pergerakan harga. Ketika mereka menjual sebagian portofolio, efeknya dapat memicu kepanikan dan aksi jual lanjutan oleh investor kecil.

Selain whales, institusi kini juga berperan besar dalam pasar kripto. Ketika institusi menarik dana, mengurangi eksposur, atau melakukan rebalancing portofolio, dampaknya bisa meluas ke seluruh pasar dan memengaruhi harga Bitcoin secara signifikan.

Baca juga: Apakah Bitcoin Zero-Sum Game? Ini Penjelasan Lengkapnya

6. Pengaruh Berita dan Media

Bitcoin adalah aset yang sangat dipengaruhi oleh berita. Artikel negatif, komentar dari figur publik, laporan keuangan perusahaan kripto, hingga rumor industri dapat memicu volatilitas.

Psikologi pasar, fear (ketakutan), uncertainty (ketidakpastian), doubt (keraguan), sering kali menjadi alasan utama di balik penurunan harga. Bahkan ketika fundamental Bitcoin stabil, sentimen negatif yang berkembang bisa menekan harga dalam waktu cepat.

7. Koreksi Setelah Kenaikan Besar (Profit Taking)

Setiap pasar yang mengalami kenaikan besar pasti akan mengalami koreksi. Setelah Bitcoin mencapai harga tinggi, banyak investor mengambil keuntungan. Aksi jual massal setelah rally panjang adalah mekanisme pasar yang normal.

Jika profit taking terjadi dalam jumlah besar dan beriringan dengan menurunnya minat beli, harga bisa turun tajam. Ini sering terjadi pada Bitcoin, karena volatilitasnya memang tinggi dan sangat bergantung pada momentum.

Kesimpulan

Penurunan harga Bitcoin bukanlah kejadian yang muncul dari satu faktor tunggal. Sebaliknya, harga bergerak karena kombinasi dari kondisi ekonomi global, regulasi, sentimen pasar, likuiditas, aktivitas investor besar, hingga siklus alamiah pasar kripto.

Dengan memahami hal-hal yang memengaruhi turunnya Bitcoin, investor dapat lebih siap menghadapi volatilitas, mengambil keputusan yang lebih bijaksana, dan mengelola risiko secara lebih matang.

Mulai Pantau Pergerakan Bitcoin dengan Lebih Mudah. Download aplikasi Mobee sekarang dan jelajahi data pasar, grafik real-time, dan fitur investasi aset digital dalam satu aplikasi praktis.

Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.